BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi
yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu
pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu
ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan
simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual
keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan
yang melibatkan perawat didalamnya.
Model konseptual keperawatan jiwa
sebagai usaha-usaha untuk menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori
keperawatan jiwa digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan.
Model konseptual keperawatan jiwa
terdiri dari beberapa pendekatan salah satunya model prilaku. Model prilaku
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi
antara stimulus dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman
baru.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
a. Bagaimana konsep model Psikoanalisa?
b. Bagaimana konsep Model Interpersonal?
c. Bagaimana konsep model Sosial?
d. Bagaimana konsep Model Eksistensi?
e. Bagaimana
konsep model Supportive Therapy?
f. Bagaimana
konsep model Medical?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini,
mahasiswa di harapkan mampu memahami model konseptual keperawatan jiwa.
1.3.2 Tujuan
Khusus
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu
memahami tentang :
1. Model Psikoanalisa
2. Model Interpersonal
- Sosial Model
- Eksistensi Model
5. Supportive
Therapy
- Medical
1.4 Manfaat
Untuk
mengetahui konsep model keperawatan jiwa yang terdiri dari Model Psikoanalisa, Model Interpersonal, Sosial
Model, Eksistensi Model, Supportive Therapy serta Medical.
BAB
II
PEMBAHASAN
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan
pernyataan simbolik tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual
melalui penggunaan symbol dan diafragma ( christensen.2009, hal 123 ). Konsep
adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu
peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa
ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian
konstruksi yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas
fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah. (
christensen.2009, hal 29 )
Teori adalah hubungan beberapa konsep
atau suatu kerangka konsep atau definisi yang memberikan suatu pandangan
sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan
hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan,
menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat
diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.
(Christensen.2009, hal 26)
Model konseptual keperawatan
merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang
melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan
petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Konsep keperawatan terus
dikembangkan dan diterapkan serta diuji melalui pendidikan dan praktik
keperawatan ( christensen.2009, hal 29 ). Tujuan dari model konseptual
keperawatan ( christensen.2009, hal 33 ) :
1. Menjaga
konsisten asuhan keperawatan.
2. Mengurangi
konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim
keperawatan.
3. Menciptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan
pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.
5. Menjelaskan
dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota
tim keperawatan.
Keperawatan jiwa adalah proses
interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku paien yang
berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa
individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas. American nurses’
association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu bidang
spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebaai
ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya ( Stuart. 2007,
hal. 2 ).
2.2 Beberapa
model konsep keperawatan
jiwa:
1. Model Psikoanalisa
Model
ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila ego(akal)
tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).
Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata
tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan mendorong
terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).
Faktor penyebab
lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis terutama
pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak
mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar
berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya
pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas
pada masa dewasa.
Proses
terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa
mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat
dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam
bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa
lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan
latihan yang khusus.
Dengan
cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan
therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran
perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai
keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar,
diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan
menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik setelah terjalin trust (saling
percaya)
2. Model Interpersonal
Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan. Sebagai tambahan
Hildegard Peplau mengembangkan teori interpersonal perawatan. Pandangan
interpersonal terhadap penyimpangan perilaku, teori interpersonal meyakini
bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal. Sullivan menekankan
besarnya pengaruh perkembangan masa anak-anak terhadap kesehatan jiwa individu.
Kecemasan pertama yang sungguh-sungguh dialami sewaktu bayi pada saat
merasakan kecemasan ibu. Selanjutnya kecemasan dihubungkan dengan
penolakan/tidak direstui oleh orang-orang yang dekat/penting bagi individu.
Jika anak hanya menerima stimulus penolakan atau kecemasan atau kritik, maka
anak akan mengembangkan sistem diri yang negatif.
Menurut
Sullivan: individu memandang orang lain sesuai dengan yang ada pada dirinya.
Ada
2 dorongan yang dimiliki pada individu:
- Dorongan
untuk kepuasan
Berhubungan
dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu.
- Dorongan
untuk keamanan
Berhubungan
dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok
tertentu
Proses terapinya yaitu mengoreksi pengalaman interpersonal dengan
mengalami hubungan yang sehat dengan terapis, klien akan belajar berhubungan
interpersonal yang memuaskan dengan re-edukasi dan mengembangkan hubungan
saling percaya.
3. Sosial Model
Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu
dan pengalaman hidupnya. Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku,
kondisi sosial bertanggung jawab terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang
dianggap normal pada suatu daerah tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada
daerah yang lain.
Individu
yang sudah dilabel/dicap jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma
lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan perawatan/dirawat.
Menurut Szazz, individu bertanggung jawab terhadap perilakunya.
Individu tersebut harus mampu mengontrol untuk menyesuaikan perilakunya dengan
yang diharapkan masyarakatnya. Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat
mencetuskan gangguan jiwa. Oleh karena itu, konsep pencegahan primer, sekunder
dan tertier sangat penting. Situasi yang dapat menjadi pencetus:
- Kemiskinan,
situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
- Kurang
mampu mengatasi stress.
- Kurang
support system.
Situasi
tersebut di atas dapat diantisipasi dan dapat dicegah.
Proses
terapi:
- Prevensi
primer
- Kesehatan
jiwa masyarakat
- Crisis
intervensi
4. Eksistensi Model
Teori ini berfokus pada pengalaman individu pada saat ini dan disini.
Pandangan model eksistensi terhadap penyimpangan perilaku, penyimpangan
perilaku terjadi jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungan.
Keasingan akan dirinya dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan
ataularangan pada diri individu. Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang
kesadaran akan dirinya dan penerimaan diri yang mencegah partisipasi dan
penghargaan pada hubungan dengan orang lain.
Klien
sudah kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti
pada eksistensinya.
Proses
terapi:
- Rasional
Emotif Therapy
Konfrontasi
digunakan untuk bertanggung jawab terhadap perilakunya. Klien didorong untuk
menerima dirinya, bagaimana adanya bukan karena apa yang akan dilakukan.
- Terapi
Logo
Merupakan
terapi orientasi masa depan (future
orientated therapy). Individu meneliti arti dari kehidupan, karena tanpa
arti berarti tidak eksis. Tujuan: agar individu sadar akan tanggung jawabnya.
5. Supportive
Therapy ( Wermon, Rockland)
Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah:
factor biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi
masalah seperti: sering sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya
mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan
bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah
bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan
pekerjaan, dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab
gangguan jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi
pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa
lalu.
Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon
copinh adaptif, individu diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan
apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative
pemecahan masalahnya.
Perawat harus membantu individu dalam melakukan
identifikasi coping yang dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya
menjalin hubungan yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping
klien yang adaptif.
6. Medical
( Meyer, Kraeplin)
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul
akibat multifactor yang kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan
factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui
pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik interpersonal.
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian
terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan
jenis pendekatan terapi yang digunakan. (therapy, repport effects, diagnose
illness, therapeutic approuch).
BAB
III
KESIMPULAN
Model Psikoanalisa
menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt
terjadi pada seseorang apabila ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id
(kehendak nafsu atau insting). Model
Interpersonal memandangan interpersonal terhadap penyimpangan perilaku, teori
interpersonal meyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal. Sosial
Model Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan
pengalaman hidupnya. Eksistensi Model Teori ini berfokus pada pengalaman
individu pada saat ini dan disini. Pandangan model eksistensi terhadap
penyimpangan perilaku, penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus
hubungan dengan dirinya dan lingkungan. Supportive Therapy (
Wermon, Rockland) Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor
biopsikososial dan respo maladaptive saat ini. Medical ( Meyer, Kraeplin) Menurut
konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks
meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
http://imron46.blogspot.com/2009/02/koseptual-model-keperawatan-kesehatan.html
Hidayat. (2004). Pengantar Konsep dasar
Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta
Potter & Perry. (2005). Buku ajar
Fundamental keperawatan. Volume 1. EGC.
Jakarta.